PWNU Jateng dan DIY Suarakan Islah PBNU, Tegaskan Kembali Rais Aam KH Miftahul Akhyar dan Ketum Gus Yahya

 


Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dan PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menyampaikan Pernyataan Sikap penting di Yogyakarta pada hari Kamis, 11 Desember 2025 Masehi, bertepatan dengan 20 Jumadil Akhirah 1447 Hijriah. Pernyataan ini ditandatangani oleh Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH. Ubaidillah Shodaqoh, bersama Rais Syuriyah PWNU DIY, Romo KH. Mas'ud Masduqi. Inti dari pernyataan sikap yang disampaikan dari Yogyakarta ini adalah menyerukan islah (rekonsiliasi) di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan penegasan kembali kepemimpinan organisasi.


Dalam poin pertama Pernyataan Sikap tersebut, kedua Rais Syuriyah secara eksplisit menyuarakan kepada PBNU untuk segera melakukan islah. Seruan islah ini ditekankan sebagai implementasi dari dawuh (nasihat) para Masyayikh NU yang berpusat di Ploso dan di Tebireng. Tujuannya sangat jelas, yakni demi tercapainya kemaslahatan jamaah dan jamaiyyah Nahdlatul Ulama secara menyeluruh.


Selain seruan rekonsiliasi, Pernyataan Sikap ini juga menegaskan kembali legalitas kepemimpinan PBNU untuk masa Khidmah 2021-2026. PWNU Jawa Tengah dan DIY secara tegas kembali memposisikan KH. Miftahul Akhyar sebagai Rais ‘Aam. Bersamaan dengan itu, pernyataan tersebut juga memastikan kembali kedudukan Ki Haji Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU. Kedua tokoh tersebut merupakan Mandataris Muktamar NU ke-34 yang diselenggarakan di Lampung.


Lebih lanjut, sebagai upaya memperkuat soliditas organisasi, PWNU Jawa Tengah dan DIY turut mengajak seluruh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di seluruh Indonesia. Ajakan tersebut adalah untuk nderek dawuh Masyayikh NU (mengikuti petunjuk para kiai). Mereka juga didorong untuk senantiasa melaksanakan istighosah dan memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar Nahdlatul Ulama dapat menjadi semakin kuat dan jaya.


Pernyataan sikap bersama ini disampaikan setelah mempertimbangkan berbagai keadaan, khususnya mengenai nasihat para Masyayikh serta kondisi umat yang berada di tingkat grass roots Nahdlatul Ulama. Pernyataan yang ditutup dengan harapan mendapatkan ridha dan barakah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala ini, menjadi penutup atas sikap resmi yang dikeluarkan pada 11 Desember 2025. Tujuan akhir dari seruan tersebut adalah demi kemaslahatan umat, kemajuan bangsa, dan menjadikan NU sebagai rahmat bagi semesta.

0 Komentar